Qatar in My Heart – Sudah hampir 5 bulan aku berdomisili di Qatar. Tapi baru kali ini aku wujudkan niat lamaku yaitu menuliskan segala aktifitas/kegiatan yang aku alami disini, atau hanya sekedar pandangan tentang sesuatu yang mungkin ada manfaatnya bagi orang lain. Kalaupun belum bermanfaat bagi orang lain, setidaknya bermanfaat bagiku sebagai curahan perjalanan hidupku yang singkat ini.
Kutanyakan lagi pada orang ketiga yang aku temui. Sepertinya dia orang India juga tapi bukan pekerja bangunan, dan aku yakin dia bisa bahasa inggris. Tapi apa yang terjadi? Aku bertanya, tapi dia cuek sambil berkata “Sorry, I don know” sambil pergi.
Aku berjalan mengelilingi gedung-gedung berharap menemukan keramaian pertokoan. Akhirnya…samapi juga, dan aku temukan deretan toko-toko. Yang pertama kali aku lihat adalah Food Palace, sebuah toko swalayan, mirip-mirip indomaret lah, tapi lebih besar dan kayaknya lebih lengkap. Aku masuk dan aku tanyakan ke kasir, seorang perempuan asal Filipina. Ternyata Food Palace belum lengkap, tak ada SIM Card disana, yang ada hanya pulsa gosok. Lalu seorang pegawai -sepertinya orang Nepal- menunjukkanku dimana aku bisa membeli SIM Card. Dan akhirnya…aku temukan SIM Card yang sudah lama aku cari. Tapi betapa terkejutnya ketika aku tanya harganya, yang biasa saya beli di Indonesia Rp. 3000 sudah bisa beli Im3, plus pulsa Rp. 2000, disini harga SIM Card QR 50 (sekitar Rp. 150.000) plus pulsa didalamnya QR 25. Bagi saya yang baru di Qatar, itu ajaib. Soalnya mau tidak mau kita akan membandingkan harga di Qatar dengan Indonesia. Walaupun pada dasarnya, nilai harga tersebut sama, cuma karena Qatar negara kaya, kurs mata uang yang lumayan, jadi kebutuhan juga disesuaikan dengan mata uang.
Ternyata, di Qatar semua yang membeli SIM Card harus menggunakan Qatar ID/passport. Gunanya, untuk pendataan. Jadi nomor yang kita beli akan terdaftar atas nama kita dan terhubung ke seluruh administrasi yang menyangkut dengan kita, seperti ATM, data lalu lintas polisi, dll.
Posting Komentar