Assalamu’alaikum…
Sekitar 3 minggu yang lalu, aku dan teman-temanku berkunjung ku Musium Sheikh Faisal bin Qasim Al Thani. Ini memang acara dwi mingguan yang diadakan oleh pengurus sakan (asrama). Kebetulan kali ini kami berkunjung ke musium ini. Kami berangkat dari asrama dengan bus asrama berjumlah sekitar 25 orang. Jadwal berangkat sebenarnya pukul 15.30, tetapi ada sedikit halangan dengan busnya sehinggal kami berangkat pukul 16.30. Tiba disana pukul 17.00 hampir maghrib. Setibanya disana kami disambut oleh guide, seorang perempuan asal Sudan. Lalu ia berkata bahwa kami datang terlambat, karena 10 menit lagi musium akan tutup. Dikarenakan kami berjumlah banyak, juga dengan sejuta alasan, akhirnya mereka mau menerima kami juga dan mengelilingi seluruh isi musium.
Musium yang indah dan banyak mengandung sejarah yang perlu dijaga. Kami diajak memasuki ruangan yang berisi fosil-fosil dinosaurus dan binatang purba yang tersimpan di lemari kaca musium yang usianya ada yang mencapai 450 juta tahun. Masya Allah…
Selesai dari ruang fosil, rombongan diajak menikmati koleksi baju dan kain masyarakat badui yang tersimpan khusus. Foto keluarga Al Thani dan silsilah keluarga besar Al Thani terpajang didekat pintu asuk ruang utama musium. Foto-foto itu mengajak para pengunjng untuk mengenal sosok-sosok penting yang ada di balik musium itu yang menjadi bagian sejarah dari negara Qatar ini. Musium yang dibuka untuk umum pada tahun 1998 ini, tidak hanya menyimpan koleksi fosil, baju, serta kain kuno, tetapi juga pedang-pedang arab, senapan dari masa kesultanan Mughal, meriam, tandu, mobil-mobil kuno, sepeda, dhow (kapal tradisional), hingga pesawat tua. Koleksi mobil paling tua yang ada di musium ini adalah sebuah mobil kuno Ford buatan tahun 1880. Selain itu, mobil milik Emir Qatar pertama dan sebuah mobil balap F1 Wiliam pun bisa dilihat diantara koleksi-koleksi mobil di musium ini. Koleksi lukisan abstrak dan karpet khas Qatar terlihat di sepanjang dinding dan lantai musium.
Al Qur’an ini besarnya sama dengan jempolku ^-^
Koleksi dhow, tenda-tenda Badui, dan perlengkapan hidup masyarakat badui yang tersimpan di musium ini merupakan sebuah bentuk penghargaan musium ini terhadap warisan budaya masyarakat Badui yang merupakan cikal bakal masyarakat Qatar modern saat ini. Pihak musium ingin memperkenalkan latar belakang budaya masyarakat Qatar, yang merupakan nelayan dan penyelam mutiara, sebelum era minya masuk melalui koleksi-koleksinya.
Sebelum dipenghujung pintu keluar musim, kami melihat sebuah sumur tua yang dulu menjadi salah satu sumber mata air, kedalamannya mencapai 75 meter. Dengan dibantu penjaga setempat, kami menimba airnya dan mencicipinya, ahhhh….rasanya sama seperti air sumur di desaku, hehehee. Semoga bermanfaat…
Posting Komentar