Episode Hari Jum’at Dengan Syeikh Shallah – Di hari jum’at perdana ketika saya di Qatar, tepatnya tanggal 6 September 2013, saya sholat jum’at di masjid dekat asrama. Waktu itu saya datang terlambat sekitar jam 11 lewat. Pada waktu itu musim panas dan waktu dzuhur saat itu adalah jam 11.17 kalau saya tidak lupa. Dan yang membuat saya kaget adalah adzan pertama dikumandangkan jam 10.45, jadi kira-kira setengah jam sebelum adzan kedua. Saya bangun tidur jam 11, makanya terlambat. heee…
Ada beberapa poin menarik yang ingin saya bahas disini. Pertama, ketika itu musim panas yang suhunya mencapai perkiraan 40 derajat celcius bahkan kadang lebih. Hari itu saya terlambat alhasil saya dapat shaff masjid paling belakang, sebelum pintu keluar. Ketika sedang khutbah, saya terkejut ketika iseng melihat ke belakang, teras masjid, saya melihat beberapa orang yang tidak dapat soff di dalam masjid, menggunakan tikar dan sajadah di teras masjid/luar masjid. Dua hal yang saya tangkap dari pemandangan itu, saya kasihan kepada mereka, nampak dari wajah dan tubuhnya bercucuran keringat deras. Bayangkan saja dalam suhu 40 derajat celcius mereka dibawah terik matahari. Hal kedua, saya takjub alias kagum dengan pengorbanan mereka, walaupun terasa panas menyengat, tak ada yang mengeluh satu pun. Masha Allah….semoga Allah membalas cucuran keringat mereka dengan air yang mengalir di surga. Aamiin.
Selesai sholat, beberapa dari mereka masuk ke masjid mencari shaff yang kosong untuk sholat ba’diyah. Saya melihat satu orang kebingungan mencari shaff, akhirnya saya persilakan sholat di samping saya.
Perihal kedua yang ingin saya ceritakan mengenai hari jum’at ini adalah..pertama kali saya mendengar khutbah jum’at saat itu, temanya sangat menarik dan cocok dengan keadaan saat itu. Temanya tentang pembukaan awal ajaran baru. Karena memang pada saat itu, semua ada diawal pembukaan baik dari kalangan akademisi/pelajar maupun pekerjaan. Syeikh Shallah, nama syeikh masjid itu, menyampaikan apa saja hal-hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan oleh kita (pelajar, siswa, mahasiswa, pekerja, karyawan, manager/boss, guru dan orang tua) ketika akan mengawali sebuah tahun ajaran baru. Sungguh luar biasa isinya. Dan…ketika itu juga saya merasa menyesal kenapa tidak merekam khutbah tersebut. Akhirnya, saya bertekad untuk merekam setiap kali beliau khutbah.
Jum’at depannya, saya rekam khutbah beliau. Bahasanya bagus, penjelasannya sangat clear dan suaranya lantang layaknya Syeikh Muhammad Al ‘Arifi. Beberapa minggu berlalu, sudah 4 kali saya merekam khutbah beliau. Di khutbah kelima, ada yang mengejutkan saya dengan tema khutbahnya. Beliau berkhutbah tentang tata cara menggunakan hhape/alat komunikasi dengan baik. Dijelaskan bagaimana menerima/menelpon orang. Bagaimana mengirim sms/membalasnya. Dan terakhir beliau menyampaikan hukum merekam pembicaraan/dialog orang dengan recorder. Menurut beliau, kalau tanpa seizin orang yang berbicara, merekam itu perbuatan salah dan haram hukumnya. Meskipun tujuannya baik dan walaupun yang direkam itu adalah sebuah kajian agama dan sejenisnya. Jelas saja saya merasa ditegur ketika itu walaupun mungkin beliau tidak bermaksud menyinggung saya. Dan saat itu, saya sedang merekam khutbah beliau. Hehee….jadi malu sendiri.
Selesai sholat jum’at, saya beranikan diri untuk bertanya dan minta maaf sekaligus minta izin untuk merekam khutbah-khutbahnya di setiap jum’at. Saya bilang :”Saya sedang belajar bahasa arab, saya hanya ingin mempelajari bahasa yang antum ucapkan, karena banyak sekali yang belum saya mengerti, selain itu khutbah antum sangat berisi”. Alhamdulillah beliau sangat mengerti keadaan saya, beliau juga menambahkan bahwa saya belum tau jadi tidak apa-apa.
Sekarang, syeikh Yamani itu sudah dipindah ke masjid lain dan diganti dengan syeikh baru dari Sudan. Semoga saya dipertemukan lagi dengan beliau. Aamiin.
Bagi yang ingin memiliki file-file rekaman syeik Shallah silakan bisa di download dibawah ini. Maaf kalau suaranya kurang jelas dikarenakan hapenya yang sederhana. Semoga bermanfaat. Wassalam…
Posting Komentar