Rasulullah SAW bersabda: “Laa yasyrabanna ahadukum qooiman” (H.R. Bukhori Muslim)
Itu adalah salah satu hadits yang pernah saya pelajari ketika di pesantren dulu yang sampai sekarang masih amat sangat melekat. Hadits yang sangat pendek dan mudah diingat. Selain itu, ada satu pengalaman yang sangat berharga yang membuat saya selalu ingat hadits ini.
Mari kita kilas balik 10 tahun yang lalu. Ketika itu saya masih jadi santri baru kelas 1 KMI. Di Gontor, setiap harinya, setelah sholat maghrib selalu diadakan mahkamah -sejenis pemberian sanksi bagi santri yang melanggar disiplin- oleh pengurus asrama. Salah satu disiplin yang harus ditaati adalah tidak boleh minum dan makan sambil berdiri.
Suatu ketika saya masuk mahkamah itu dan ternyata kesalahan saya adalah minum sambil berdiri. Sebagai hukumannya adalah saya disuruh keliling kamar asrama sambil berteriak “Laa yasyrobanna ahadukum qooiman!” berulang-ulang sampai benar-benar hafal dan melekat di hati.
Dulu ustadz saya tidak pernah memberitahu alasan secara ilmiah tentang manfaat/bahayanya minum sambil berdiri. Tapi sekarang, setelah bertahun-tahun saya hafal hadits itu, saya baru mengetahui manfaat dan bahayanya.
Islam sudah mengatur sedemikian rupa tata cara hidup yang baik dan benar. Sejak bangun tidur sampai tidur kembali termasuk tata cara bagaimana minum dan makan yang baik sebagaimana hadits diatas.
Suatu kajian kesehatan akupuntur yang diadakan salah satu ahli akupuntur, membuktikan bahwa air minum yang masuk dengan cara minum sambil duduk lebih baik dibandingkan kita minum dengan cara berdiri.
Air putih yang kita minum saat duduk akan disaring oleh sphincter. Sphincter adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup. Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada pos-pos penyaringan yang berada di ginjal.
Sebaliknya, jika kita minum air putih dengan cara berdiri, maka air yang kita minum itu masuk tanpa disaring lagi. Air itu bisa langsung menuju kandung kemih. Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan di saluran ureter.
Karena banyak limbah-limbah yang menyisa di ureter maka hal ini bisa menyebabkan penyakit kristal ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya.
Selain itu, minum sambil berdiri tidak akan menyegarkan tubuh kita secara optimal dan air yang terserap akan cepat turun ke organ tubuh bagian bawah. Sehingga air tersebut tidak dapat tersebar ke seluruh oragan tubuh yang lain karena tidak sempat terpompa oleh jantung. Padahal seperti yang kita ketahui, 80% lebih dari tubuh kita terdiri dari air!
Adapun apabila kita makan sambil berdiri, maka akan terjadi reflux asam lambung. Dengan kata lain, asam lambung akan naik ke saluran esofagus dan membuat sel-sel kerongkongan teriritasi. Iritasi sel kerongkongan ini dikarenakan pH asam lambung yang sangat asam (pH 1 – 2,5) dan kadang ditandai dengan gejala panas terbakar yang menyesak di dada (disebut sebagai “heartburn”). Bila kita tetap bandel membiasakan makan atau minum sambil berdiri dalam jangka waktu panjang, iritasi sel-sel kerongkongan ini akan berakumulasi dan menyebabkan kanker saluran esofagus. Cara mencegah reflux asam lambung ini adalah dengan makan sambil duduk.
Masih ada yang masih ngeyel mau minum sambil berdiri? Kalau dalam keadaan terpaksa masih bisa dimaklumi, tapi selagi bisa duduk kenapa tidak? Selain mengikuti sunnah Rasulullah SAW, minum dan makan sambil duduk juga menandakan kita bersyukur kepada Sang Pencipta ruh dan badan ini. Mari kita jaga dan rawat apa yang Allah beri dengan sebaik-baiknya.
Semoga ada manfaatnya. Keep blogging ^_^
Posting Komentar