Judul : Islamisasi Ilmu Pengetahuan
Judul asli :
Religiusitas Sains
Pengarang :
Sutoyo.dkk
Penerbit :
Solusi LPP SDM & UB Press
Halaman :
299
Tahun :
2010
Dalam buku ini menerangkan terhadap nilai-nilai Islam fundamental
yang diajarkan Tuhan melalui kitab suciNya, yang mana nilai tersebut akan
menjadi asas atau dasar pada setiap penelitian, sehingga ilmu pengetahuan dan
teknologi mampu mengantarkan pada kebaikan setiap manusia. Dengan demikian sains
dan Agama merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan tanpa mendikotomikan
antara keduanya, karena dengan sinergi antara Agama dan sains akan tercipta
ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi seluruh umat manusia untuk kesejahteraan
di alam semesta ini, maka peranan ilmu disini adalah sebagai penjaga peradaban
manusia.
Pada dasarnya ilmu yang didapat oleh para ilmuan sengaja atau
mungkin keliru dalam menyampaikan bahwa telah dikatakan bebas nilai, sesuai
dengan apa yang diinginkan oleh pemakai. Maka konsikuensinya ilmu bisa
berfungsi untuk kebaikan dan dapat berfungsi untuk kejahatan. Padahal ilmu itu
sendiri tidak dapat lepas dari filsafat yang artinya cinta kedamaian, sehingga
ilmu mampu digunakan sebagai sarana untuk mencari kebaikan dan untuk berbuat
kebaikan.
Ismail Razi Al-Faruqi menerangkan dalam bukunya bahwa
perlunya gagasan Islamisasi Ilmu pengetahuan modern, dengan cara merumuskan
kembali semua ilmu itu dengan memberikan dasar dan tujuan yang konsisten dengan
Islam secara globalnya yaitu keselamatan, kesucian dan kedamaian. Dengan
demikian Islamisasi ilmu pengetahuan yaitu mengungkapkan, menghubungkan dan
menyebarluaskan sudut pandang ilmu terhadap kehidupan manusia, berlandaskan pada
prinsip metodologi Tauhid sebagai kesatuan kebenaran yang mutlak.
Ilmu pengetahuan berfungsi sebagai pintu hidayah bagi
seluruh manusia tentang keberadaanNya dan keesaanNya. Dengan demikian,
konsekuensi logisnya bahwa seluruh kekuatan alam ini kembalinya hanya kepada
Allah yang Esa.
Dalam ilmu fisika dunia dikatan bahwa kekuatan (gaya) terbagi
menjadi tiga macam: elektro magnit, gaya gravitasional dan gaya nuklir.
Prof.Dr. Abdussalam mampu membuktikannya bahwa ketiga gaya tersebut berawal
dari satu dzat yang maha kuasa yang dilambangkan bahwa ketiga gaya tersebut
mampu dikembalikan pada satu formula dasar yang satu.
Dari segala kajian keilmuan, kita tidak boleh terlepas dari sejarah
peradaban, khususnya sejarah munculnya ilmu pengetahuan secara jujur dan
bertanggung jawab. Selama ini kita terkontaminasi terhadap kajian sejarah Barat
yang mengatakan bahwa sumber ilmu itu berasal dari peradaban yunani kuno, akan
tetapi mereka melupakan ilmuan pertama yaitu nabi Adam, yaitu ilmuan pertama yang mengajarkan manusia yang bersumber langsung dari Allah SWT. Apabila kita menerima pandangan Barat bahwasanya semua Ilmu itu berasal
dari Yunani, maka konsekuensi logisnya para ulama seperti, Al-Kindi, al-Farabi, Ibn Sina, Iskandar Dzulkarnaen dsb akan hilang dari sejarah ilmu
yang difahami manusia.
Posting Komentar