Judul asli : KARBALA
Pengarang :
‘Ali Husayn Jalali
Penerbit :
Navila Yogyakarta
Halaman :
236
Tahun :
2007
Peristiwa
Karbala merupakan peristiwa yang sangat menyedihkan bagi umat Islam, bukan
hanya pada pihak Husain bin Ali akan tetapi Yazid bin Muawiyah sendiri yang
pada saat itu merupakan salah satu penyebab persengkatan itu juga merasa sangat
sedih apalagi kematian Husain yang sangat tragis di Karbala tersebut, karena
dia ingat kata-kata ayahnya bahwa seandanyai terjadi persengketan antara dia dengan
Husain, maka dia harus memaafkannya dan menghormatinya, akan tetapi apa boleh
buat yang bisa dilakukan oleh Yazid sendiri adalah dengan menghormati keluarga
Husain dengan mengirim mereka ke Hijaz dengan segala penghormatan. Peristiwa
tersebut digunakan oleh kalangan Syi’ah sebgai sarana dalam ajaran mereka
dengan alasan fanatiknya mereka pada Husein bin Ali, bahkan peristiwa Karbala
itu sendiri antek-anteknya adalah orang-orang Syi’ah sendiri.
Akan
tetapi dalam buku kecil karangan Ali Husayn Jalali yang berjudulkan KARBALA
ini, menceritakan seolah-olah pada saat itu kedzoliman yang dilakukan umat
Islam terhadap Husain dan Ahlu Bait sangatlah semena-mena. Mereka menolak akan
kekhalifahan Abu Bakar, Umar dan Utsman, serta mencerca ummul Mu’minin (Aisyah)
yang diceritakan dalam mauqiatul Jamal adalah bahwa Aisyah ingin
menyerang khalifah Ali bin Abi Thalib, hal ini sangat bertentangan dengan Tarikh
Islam, bahwa sebenarnya peristiwa Unta tersebut terjadi karena Aisyah ingin
menemui Ali untuk memperingatkannya dalam kekhalifahan, maka tidak lain isu-isu
yang menjadikan Aisyah seakan-akan akan menyerang Ali adalah fitnah yang dibuat
oleh kaum Syi’ah sendiri untuk pembelaannya terhadap Ahlu Bait, akan tetapi
kalau kita telaah lebih teliti bahwasanya Aisyah adalah istri Rasulullah SAW,
otomatis beliau sendiri adalah Ahlu Bait, akan tetapi mengapa orang Syi’ah
tidak menjadikannya sebagai Ahlu Bait, hal ini termasuk pemikiran yang salah
dari Syi’ah itu sendiri.
Mereka
mengatakan bahwa Ahlu Baitlah yang direkomendasikan Rasulullah dalam menjadi
khalifah, padahal ketika kekhalifahan Abu Bakar, Umar dan Utsman sendiri, Ali
bin Abi Tholib sangatlah setuju dan senang kerena belaui sendiri menganggap
dirinya belum layak menjadi khalifah pada masa itu. Sejarah yang demikianlah
yang diotak-atik oleh Syi’ah dan dijadikan ajaran yang menyeleweng bagi mereka
dan kaum-kaum mereka, sehingga orang-orang setelah mereka berada dalam
kesesatan yang nyata.
Peristiwa
terbunuhnya Ali bin Abi Thalib pun direkayasa oleh mereka, bahwa hal-hal yang
memicu pertumpahan darah tersebut adalah urusannya dengan Mu’awiyah, padahal
pada saat itu ada tiga orang golongan Khawarij yang ingin membunuh khalifah
Ali, Muawiyah dan Amru bin Ash secara bersamaan, dengan alasan bahwa tiga orang
inilah yang menimbulkan fitnah serta perpecahan dalam kalangan umat Islam, para
khawarij itu adalah Ibnu Muljam, Al-Barak dan Umar bin Bakir, akan tetapi yang
bisa menjalankan misi tersebut hanyalah Ibnu Muljam saja dalam membunuh
khalifah Ali bin Abi Thalib dengan menusukkan pedang beracun ke tubuh Ali pada
saat Ali shalat Subuh.
Serta
mereka mengatakan bahwa Husein telah memberitahukan kepada umat Islam
bahwasanya Husein lah orang yang sah menjadi kholifah, dengan secara tidak
langsung seakan-akan Husein mengistimewakan dirinya dan Ahlu Bait sebagai orang
satu-satunya yang berhak meneruskan kekhalifahan, serta semua yang dikatan oleh
Husein adalah untuk kepentingan politik saja, akan tetapi merekakemas secara
halus dengan beralasankan kedudukan Ahlu Bait, hal ini tidak lain adalah ajaran
yang disebarkan Syi’ah dalam mensesatkan umat Islam.
Serta
dalam buku ini diceritakan seakan-akan Husein adalah orang yang mencari
simpatisan dari para sahabat yang menerangkan bahwasanya Husein adalah orang
yang terdzolimi oleh Mu’awiyah dan keluarganya, maka peristiwa Karbala
merupakan wujud kekejaman yang dirasakan oleh Husein karena Yazid, padahal
Yazid sendiri tidak ingin hal tersebut terjadi.
Dalam
peristiwa karbala yang diceritakan dalam buku ini, bahwa Husein sudah mengetahui
apa yang akan terjadi di Karbala yaitu melalui mimpi dia di atas kuburan
Rasulullah, yang mana dikatakan bahwa Nabi Muhammad SAW telah memberitahukan
dalam mimpinya itu apa yang akan terjadi di Karbala.
Kesimpulannya, buku ini menceritakan peristiwa yang terjadi pada Husein di Karbala, mereka menyelewengkan sebagaian cerita yang sebenarnya, maka perlu kajian kritis terhadap buku ini, karena bagi orang awam yang membaca buku ini, secara tidak langsung dia akan mengikuti ajarna Syi’ah dengan terbuka dengan alasan bahwa rasa belah kasihannya yang menimpa pada Husein dan Ahlu Bait, yang seakan-akan disekenariokan bahwa mereka orang-orang yang terdzolimi, maka buku ini peru dikritisi, tentang sumber yang mereka pakai dalam penyusunan buku ini.
Posting Komentar